2

Pakai Alipay tanpa rekening bank di China

Halo semuanya,,,

Ada yang lagi nyangkut di sini karena bingung ga bisa pakai Alipay di negeri China? Padahal ini salah satu hal wajib yang menyelamatkan hidupmu di China ( aitsssss ). Daripada bingung dan nyasar kemana-mana, saya mau sedikit bagi pengalaman nih dengan pelayanan Alipay.

Pada waktu perjalanan ke China saya sudah siapkan diri sedemikian rupa agar hidup saya menjadi lebih mudah di China (apasih?). Salah satu persiapan saya adalah menyiapkan uang digital karena konon di China transaksi cashless sudah sangat familiar dan menjadi lebih mudah dan praktis kalau pakai cashless daripada uang tunai. Caranya bagaimana ?

Pertama, download aplikasi Alipay melalui Play Store ( Android ). Lalu ikuti saja semua step by step. Hingga anda menjadi active user. Yang mau tau caranya bisa baca di sini

Jika akun anda sudah aktif silahkan mengisi saldonya, cara isi saldonya adalah googling aja wkwkwk, kata kuncinya “jasa isi saldo alipay”, waktu itu saya isi via Shopee, tapi sepertinya saat ini Shopee sudah tidak mendukung transaksi jenis ini. Nantinya, oleh si penyedia jasa akan dilakukan percobaan / tes, dia akan mengirim sejumlah kecil uang ke akun kita, jika berhasil masuk ke akun Alipay kita berarti akun kita sudah siap digunakan. Dan transaksi dengan jumlah lebih besar bisa dilakukan. Have fun….

Eh tapi,, ternyata tidak semudah itu lohhh.

Saya baru menyadari saat sampai di China, saat akan menggunakan Alipay untuk bertransaksi untuk pertama kalinya, setelah memasukan password transaksi, secara tiba-tiba saya logout dari akun saya. Dan saya tidak bisa login kembali. Karena untuk login kembali, syaratnya adalah Add Chinese Bank Account. Lah ?????

Di sini cerita dimulai….

Ada uang sejumlah 500 Yuan dalam akun saya tersebut, buat saya sih itu uang yang cukup banyak. Jadi saya ga mau rugi, saya mau coba segala cara agar akun Alipay saya bisa digunakan selama saya berada di China. Kejadian logout tiba-tiba itu terjadi sekitar tanggal 26 Agustus 2019. Keesokan harinya saya coba bertanya pada teman saya yang orang China bagaimana agar saya bisa login kembali. Ternyata, cerita Alipay saya ini sampai ke telinga panitia acara. Jadilah hari itu juga selepas makan siang saya diantarkan ke bank terdekat untuk membuat rekening bank. Tapi ini lebih tidak mudah lagi bagi saya yang notabene adalah orang asing. Dua teman yang baik hati ini adalah Yufeng Lan dan Ping Yun ( thank you so much ). Mereka yang bicara dengan petugas bank, tentu dalam bahasa yang tidak saya mengerti. Keterangan yang saya dapat pada hari itu adalah, saya tidak bisa buka rekening di hari yang sama, karena saya perlu surat keterangan polisi (apalagi ini??) yang menyatakan tentang masalah saya ini, dan saya sudah dibuatkan appointment untuk bisa buka rekening esok harinya. Tapi masalah berikutnya adalah, saya harus ke kantor polisi, sementara saya ga bisa ninggalin training saya. Hmmmm. Tapi syukurlah panitia punya opsi lain, saya ga perlu ke kantor polisi, saya akan diberikan surat keterangan oleh penyelenggara dan surat ini akan diantar ke kantor polisi oleh salah seorang panitia, sehingga surat polisi akan diberikan tanpa kehadiran saya sekalipun. ( ribet iya, tapi saya harus sabar dan tetap berdoa ).

Hari berikutnya, surat-surat sudah lengkap, tapi saya dapat info terupdate dari Miss Lan ( Yufeng Lan) bahwa dia punya opsi lain yang lebih mudah, yaitu buka rekening di Bank lainnya yang biasa melayani transaksi orang asing. Kalau saya tidak salah ingat nama banknya adalah Bank of China. Pada hari pertama kemarin nama banknya adalah China Construction Bank. Jadi janji dengan China Construction Bank dibatalkan, kami pergi ke Bank of China. Saya diantar naik motor sama Mrs Hou ( ini salah satu dari sekian banyak orang baik di China), dan Miss Lan ngikut di belakang naik sepeda, iya beneran naik sepeda (kurang apa coba bantuannya pada saya). Kami bertiga bertemu di Bank of China. Dan masalah lain muncul lagi, saya ga bisa apply karena syaratnya adalah ijin tinggal saya minimal harus 6 bulan, sementara VISA saya hanya berlaku maksimal 1 bulan. Dan kami pulang ke hotel dengan tangan kosong lagi. Mereka ( Miss Lan dan Miss Hou) sempat mengatakan kalau mereka akan diskusi dengan manajer bank agar saya bisa dipermudah. Tapi ternyata tetap tidak bisa. ( sampai di sini, sempat hampir putus asa).

Opsi lain tetap saya lakukan sendiri, misalnya dengan cara googling, tanya-tanya di akun resmi Alipay, bahkan tanya ke orang yang mengisi saldo saya di Alipay, tidak satupun membuahkan hasil. Tapi ada sedikit titik, yaitu saran untuk menghubungi call center Alipay International. Saya coba hubungi beberapa nomor, dari semua nomor, hanya ada 2 nomor yang menyaut dengan bahasa Inggris, yang lain dengan Chinese. Salah satu nomor yaitu +8657195188 adalah nomor yang disarankan oleh akun resmi Alipay di Facebook. Tapi beberapa kali saya hubungi, mesin penjawab mengatakan kalau nomornya sedang tidak bisa dihubungi. Hingga pada suatu hari di kolom komentar Facebook ada seseorang (namanya Issac ) yang menyarankan saya untuk tetap menghubungi nomor tersebut tetapi dari nomor telepon lokal China.

Ini benar-benar titik terang, setelah kelas berakhir saya katakan sama Miss Lan kalau saya perlu bantuan dia untuk nelpon Alipay, biar dia yang ngobrol di awal, dan saya yang akan melanjutkan berbicara tentunya request service in English. Eh beneran donk, dengan handphone khas emak-emak pinjaman dari Mrs Hou, saya nelpon Alipay, petugas Customer Service minta saya untuk menyebutkan alamat email. Setelah itu, saya hanya perlu menyiapkan foto paspor dan KTP untuk diupload pada link yang diberikan.

Hingga keesokan harinya, link itu tidak muncul juga di email saya. Eh pas pergi field trip tanggal 31 Agustus 2019, saya ditelpon lagi sama Alipay tentu melalui HP Mrs Hou ( kan kemarin nelponnya pakai nomor HP itu ), petugas mengatakan kalau email tidak terkirim ke saya, saya pastikan lagi, ternyata ada yang salah dengan alamat emailnya, beda satu huruf, wkwkwkwk. Bener aja donk beberapa menit setelah saya confirm alamat email, sudah masuk deh email yang berisi link tersebut. Saya hanya tinggal upload paspor dan KTP. Tunggu sampai hari Senin katanya, artinya saya baru bisa pakai tanggal 2 September 2019.

Tapi, surprisingly….

Pas tanggal 1 September 2019 ( hari Minggu ) Miss Lan bilang, “Akun Alipay kamu sudah bisa dipakai, sudah ada pemberitahuannya melalui HP Mrs Hou. Coba buka deh” . Beneran donk saya buka pas sampai bis. Dan ……. It’s work!!!!!

Yeayyyyyyyy…. Akhirnya penantian ini berbuah manis saudara-saudara.

Saldo saya tetap utuh sebesar 500 Yuan, dan sudah bisa dipakai, untuk pertama kali saya langsung beli kain tenun khas suku Zhuang di museum yang sedang kami kunjungi, dan tinggal tap saja, saya berhasil bayar dengan Alipay untuk pertama kalinya. Senangnyaaaaa.

Jadi Alipay bisa buat bayar apa ??? Apa saja kawan-kawan. Mulai dari beli buah di pedagang gerobak, bayar kereta, beli minuman, makanan, bahkan bisa buat bayar kursi pijat di bandara Nanning, bandara lain saya ga liat kursi jenis ini. Ini bener-bener magic sih menurut saya, magic karena saya bisa pakai setelah cerita yang panjang itu, magic juga sama kemajuan teknologinya.

Waktu transit di Zhenshen saya juga pakai ini buat belanja-belanja selama menunggu penerbangan, bahkan ada salah satu vending machine yang buat beli minuman, bisa face recognition loh, jadi kalau mau bayar, lupa bawa hape misalnya, kita tetap bisa beli karena ada pilihan Alipay, lalu pilih face recognition, keluar deh minuman iyang kita inginkan. Itu artinya tinggal liatin muka aja, maka saldo Alipay akan terpotong dengan sendirinya ga usah tap atau scan hape. Teknologi ini saya belum nemu di Indonesia. Jadi, ga usah khawatir ga bawa dompet, bisa pakai hape, ga usah khawatir ga bawa hape yang penting inget bawa muka aja sih.

Dari semua cerita ini, ada beberapa pelajaran yang saya dapat :

  1. Kemajuan teknologi sangat memudahkan masyarakat di sana, tetapi ada sisi ga baiknya juga sih, jadi semacam ga ada privasi lagi dengan semua kegiatan kita, karena semua telah terekam dengan sangat baik, mulai dari kamu di mana, beli apa, sebanyak apa uang yang kamu keluarkan dan untuk apa. But its is not my own bussines.
  2. Jangan mudah menyerah dan tetap berdoa setiap kesulitan yang kamu hadapi.
  3. Kadang kebaikan memang datang dari segala penjuru, bahkan jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan, jadi tetaplah berbuat baik kepada siapa saja*.

Oh iya just info : Alipay bisa digunakan di Indonesia loh, tapi baru di Bali aja sih, beberapa Chinese Food restaurant di Bali sudah menerima pembayaran dengan Alipay karena banyaknya wisatawan Tiongkok yang berlibur ke Bali.

Salam dari Bali yang sedang hot-hot nya…….

*kecuali orang yang mengancam keselamatan nyawa kita 🙂

Tampilan Alipay Account saya

0

Waktu itu di Guangxi China 2019

Lanjut lagi tentang China ya jangan bosen dulu. Saya masih mau berbagi cerita tentang pengalaman pertama ini. Perjalanan ini disponsori oleh pemerintah China. Terima kasih banyak ( Xie Xie ) kepada pemerintah China, saya ucapkan di awal sebagai bentuk penghargaan saya.

Guangzhou

Perjalanan ke China dimulai tanggal 27 Agustus 2019 tepat pukul 00.30 WITA dari bandara Ngurah Rai menuju bandara Baiyun di Guangzhou ( ternyata bacanya Guang Cou bukan Guang Zu ). Pertama kali melihat daratan China sekitar pukul 05.00 pagi dan hujan rintik-rintik menyambut (katanya sih ini pertanda baik dalam mitologi China ). Transit di Guangzhou selama sekitar 5 jam untuk menunggu pesawat berikutnya dari Guangzhou menuju Guangxi. Tapi trasnit 5 jam di sini sebenarnya ga ngebosenin kok, bandara ini luas dan lengkap, ada toko-toko, ada restoran dan ada beberapa playground juga loh, dan playgroundnya bener-bener bagus, ga cuma asal ada perosotan dan playmat aja.

Nanning, Guangxi

Di kota inilah kegiatan saya akan berlangsung selama kurang lebih 10 hari, menginap di hotel Hawaii International yang terletak tepat di pusat kota Nanning membuat kami mudah untuk menuju ke lokasi manapun, bahkan railway station ( sejenis MRT ) tepat di depan hotel loh. Enak banget kan. Apa yang menjadi perhatian pertama saya di Nanning ? Tidak lain adalah suasana lingkungan sekitarnya yang mirip banget seperti Indonesia, mungkin karena wilayahnya terletak di China bagian Selatan. Dari Bandara Wuxu ke pusat kota Nanning menempuh waktu sekitar satu jam, pemandangan di jalan mirip banget jalur tol dari Jakarta ke Bandung menurut saya sih. Hijau banget, tidak salah kalau Nanning dijuluki Green City.

Kegiatan selama 10 hari di Nanning cukup padat, waktu belajar dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Tapi kami menyempatkan diri ke beberapa pusat keramaian untuk melihat kota Nanning di malam hari tentu saja buat jalan-jalan hahahahaha.

Obyek Pertama adalah Zhongshan Lu ini pusatnya street food alias tempat jajan alias pasar malam yang khusus jualan makanan, mulai dari minuman jus-jusan, seafood berbagai rupa sampai dengan extreme food kaya sejenis Kalajengking Goreng,, hyiiiiiiiiiiii. Kami menuju ke sana tentu saja dengan Subway, cukup 2 yuan saja alias 4 yuan untuk pulang-pergi. Murah bukan? Saya cuma jajan jus saja di sana, abis makanannya ga ada yang menarik hati. Di dalamnya ada satu toko souvenir (saya rasa ini satu2nya di kawasan ini) harganya menurut saya agak over price. Tapi kalau ga ada waktu untuk pergi ke lokasi lain, lebih baik belanja oleh-oleh di sini saja banyak souvenir khas di sini.

Obyek kedua adalah Chaoyang Square, ini masih pusat perbelanjaan dan toko-toko, ada pasar tradisional yang bisa tawar-tawaran, ada mall-mall juga, ada pedestrian street, dan yang paling menarik di sini banyak toko perhiasan loh. Dari hasil pencarian via google, di sini nih pusatnya toko perhiasan yang bagus-bagus, tapi sayang saya ga sempat berbelanja perhiasan di sini. Saya hanya membeli baju di kawasan ini.

Obyek ketiga adalah Guangxi Exhibition Hall, gedung ini sejenis museum sih kayanya, jadi di sini ada gambar dan alat peraga tentang perkembangan Provinsi Guangxi dari awal pembentukan provinsinya sampai dengan saat ini, apa saja kemajuannya yang sudah mereka capai. Yang paling menarik adalah saat pertunjukan videonya, kami masuk ke ruangan seperti bisokop tapi ada diorama miniatur provinsi Guangxi di bawahnya, kami menonton pemutaran filmnya dan di saat bersamaan diorama itu juga berkelap kelip bagus sekali. Di akhir perjalanan tentu saja kami diarahkan ke lokasi souvenir shop, sayang kalau ngga beli sesuatu kan? Akhirnya saya beli Zhuang Brocade yang bentuknya mirip scarf. Yang belum tau apa itu brokat Zhuang, silahkan googling yah. Ini katanya handwoven gitu alias dibuat dengan mesin tenun tradisional, harganya 118 yuan.

Ada beberapa field trip juga ke lokasi lain, tapi ga semua saya ceritakan di sini, kan ga menarik juga kalau kebanyakan cerita. Hihihihi.

Oh iya saya selipin beberapa info penting buat yang mau trip ke China :

  1. Di China akses Google App, seperti search engine, Gmail dan teman-temannya sedang diblok oleh pemerintah China. Begitu juga dengan Social Media yang sangat familiar seperti Facebook, Instagram, sama saja diblok juga. Bahka teman baik kita si Whatsapp juga terbatas. Trus gimana caranya komunikasi ? Ada 3 pilihan. Satu, gunakan roaming paket internet Telkomsel ( saya tidak punya pengalaman dengan operator lainnya ). Kedua, download beberapa VPN app sebelum berangkat ke China, kenapa lebih dari satu? Karena bisa saja anda kesulitan menggunakan beberapa jenis VPN app. Ini yang paling murmer tapi cukup beresiko kalau misalnya tidak satupun yang berhasil anda perlu cari cara lain untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia. Ketiga, sewa mobile wifi sebelum berangkat. Saya pakai Javamifi. Dan ini cukup lancar loh.
  2. Sediakan uang dalam jumlah cukup, sebaiknya sudah dalam RMB / Yuan, lebih bagus lagi kalau punya uang digital dalam bentuk Alipay Balance ataupun We Chat Pay. Karena sebagian besar pembayaran di China sudah menerima digital money jenis ini. Bahkan seorang teman dari China mengatakan kalau selama bepergian dia tidak membawa dompet sama sekali, hanya bermodalkan handphone sudah bisa untuk apa saja. ( Saya punya pengalaman seru tentang Alipay, nanti saya biki thread sendiri deh ).
0

Mengurus VISA CHINA di Denpasar

Mulai nulis blog lagi setelah libur cukup lama.

Yuk kita mulai dengan yang seger-seger. Apaan seger-seger? Hahahaha. Ceritanya masih segar dalam ingatan mama kembar maksudnya. Mama kembar baru kembali dari perjalanan jauh loh. Ke mana ke mana kepo kan??

Ke CHINA, iya negeri panda, negeri tirai bambu. Mama kembar mendapat kesempatan untuk pergi ke China dalam rangka belajar alias pendidikan dan latihan alias training. Nah, salah satu yang harus disiapkan sebelum perjalanan tentu saja adalah visa China. Dan pastinya paspor yah sebelum membuat visa.

Sekarang mama kembar mau bagi-bagi informasi nih tentang cara mengurus VISA China. Dibalik pengurusan VISA sebenarnya banyak cerita lainnya, tapi entar kepanjangan kalau cerita latar belakangnya juga. Intinya gini aja deh. Yang mama kembar ceritain di sini berdasarkan pengalaman sendiri, bukan pengalaman tetangga. Hihihi. Lalu apa aja yang perlu disiapkan sih ?

Untuk kasus kepergian mama kembar ( eh maksudnya keberangkatan ), mama kembar sudah punya surat sponsorship ( sejenis undangan resmi dari penyelenggara yang memuat mengenai pendanaannya ). Step by stepnya gini :

Pertama, datang langsung ke VISA Centernya di kota masing-masing ( mama kembar tentu saja di Denpasar, alamatnya di Hotel Grand Palace Sanur, Telepon : 0361 4491313 ). Tanyakan sejelas-jelasnya apa saja yang harus disiapkan, kalau mama kembar disuruh menyiapkan :

  • Pas photo 2 lembar ( ukuran sesuai ketentuan VISA China yah, bisa ditanyakan ke petugasnya ).
  • Surat undangan / sponsorhip
  • Paspor Asli dan fotokopinya
  • Mengisi formulir yang telah disediakan, bisa dibawa pulang isi sendiri, jangan lupa foto dulu contoh cara pengisiannya.

Kedua, kalau semua sudah lengkap, kembali lagi ke VISA Center pada hari dan jam kerja tentunya. Serahkan semua berkas yg dipersyaratkan kepada petugas. Kalau sudah OKE, maka akan disuruh bayar di muka ( maksudnya bayar lunas dulu, nanti pas ambil ga perlu bayar lagi ). Diberikan kwitansi kok tenang aja ga akan ditilep uangnya.

Untuk VISA Center Denpasar, perlu spare waktu 8 (delapan) hari kerja dari tanggal apply sampai bisa ambil VISAnya. Jadi jangan terlalu mepet ngurusnya yah. Harga berapa ? Untuk single entry Rp 540.000. Lumayan abis deh jatah uang makan dari kantor selama sebulan, huks huks huks.

Tanggal 7 Agustus 2019 apply VISA, tanggal 16 Agustus 2019 sudah bisa diambil. Mau tau penampakannya seperti apa?

Ini dia………..